- Pengertian Elastisitas Permintaan
- Rumus dan Perhitungan Elastisitas Permintaan: Contoh Soal Elastisitas Permintaan
- Jenis-jenis Elastisitas Permintaan
-
Penerapan Elastisitas Permintaan dalam Pengambilan Keputusan Bisnis
- Pengaruh Elastisitas Permintaan terhadap Penentuan Harga Jual, Contoh soal elastisitas permintaan
- Pemanfaatan Informasi Elastisitas Permintaan untuk Meningkatkan Pendapatan
- Studi Kasus Penerapan Elastisitas Permintaan dalam Strategi Pemasaran
- Strategi Penetapan Harga Berdasarkan Tingkat Elastisitas Permintaan
- Poin-Poin Penting dalam Menerapkan Konsep Elastisitas Permintaan
-
Contoh Soal dan Pembahasan Elastisitas Permintaan
- Perhitungan Elastisitas Permintaan dengan Metode Persentase
- Pembahasan Soal Elastisitas Permintaan
- Elastisitas Permintaan Silang dan Pendapatan
- Pembahasan Soal Elastisitas Permintaan Silang dan Pendapatan
- Penggabungan Konsep Elastisitas Permintaan
- Pembahasan Soal Gabungan Konsep Elastisitas Permintaan
- Akhir Kata
Contoh soal elastisitas permintaan merupakan kunci pemahaman konsep penting dalam ekonomi. Memahami elastisitas permintaan, baik itu elastis, inelastis, atau unit elastis, sangat krusial untuk berbagai pihak, mulai dari konsumen hingga pelaku bisnis. Dengan memahami konsep ini, kita dapat memprediksi bagaimana perubahan harga akan mempengaruhi kuantitas barang yang diminta, dan bagaimana hal ini dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif.
Materi ini akan membahas secara detail konsep elastisitas permintaan, rumus perhitungannya (metode titik dan busur), berbagai jenis elastisitas permintaan (harga, silang, pendapatan), serta penerapannya dalam pengambilan keputusan bisnis. Melalui contoh soal dan pembahasan yang lengkap, diharapkan pemahaman Anda terhadap elastisitas permintaan akan semakin mantap.
Pengertian Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan merupakan konsep penting dalam ekonomi yang mengukur seberapa sensitif perubahan kuantitas barang yang diminta terhadap perubahan harga barang tersebut. Dengan kata lain, elastisitas permintaan menunjukkan seberapa besar perubahan permintaan suatu barang jika harga barang tersebut berubah. Pemahaman tentang elastisitas permintaan sangat krusial bagi produsen dalam menentukan strategi penetapan harga dan perencanaan produksi.
Konsep ini diukur dengan melihat persentase perubahan kuantitas barang yang diminta dibandingkan dengan persentase perubahan harga barang tersebut. Nilai elastisitas permintaan dapat berupa angka positif, negatif, atau nol, dan mengindikasikan tingkat responsivitas permintaan terhadap perubahan harga.
Contoh Kasus Elastisitas Permintaan
Berikut beberapa contoh kasus nyata yang menggambarkan elastisitas permintaan inelastis dan elastis:
- Elastisitas Permintaan Inelastis: Bensin. Meskipun harga bensin naik, permintaannya cenderung tetap tinggi karena merupakan kebutuhan pokok bagi banyak orang. Orang-orang akan tetap membeli bensin meskipun harganya meningkat, walaupun mungkin mengurangi konsumsi sedikit.
- Elastisitas Permintaan Elastis: Minuman ringan. Jika harga minuman ringan naik, permintaannya akan turun secara signifikan karena banyak alternatif minuman yang tersedia. Konsumen akan mudah beralih ke minuman lain yang lebih terjangkau.
Tabel Perbandingan Elastisitas Permintaan
Tabel berikut merangkum perbedaan antara elastisitas permintaan inelastis, elastis, dan unit elastis:
Jenis Elastisitas | Nilai Koefisien Elastisitas | Interpretasi | Contoh |
---|---|---|---|
Inelastis | |Ed| < 1 | Perubahan harga menyebabkan perubahan kuantitas yang diminta relatif kecil. | Garam, Obat-obatan |
Elastis | |Ed| > 1 | Perubahan harga menyebabkan perubahan kuantitas yang diminta relatif besar. | Mobil mewah, Perhiasan |
Unit Elastis | |Ed| = 1 | Perubahan harga menyebabkan perubahan kuantitas yang diminta proporsional. | Beberapa jenis pakaian |
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
Beberapa faktor utama yang memengaruhi elastisitas permintaan suatu barang meliputi ketersediaan barang substitusi, proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli barang tersebut, jangka waktu yang dipertimbangkan, dan sifat barang itu sendiri (kebutuhan pokok atau barang mewah).
- Ketersediaan barang substitusi: Semakin banyak barang substitusi yang tersedia, semakin elastis permintaannya.
- Proporsi pendapatan: Barang yang membutuhkan proporsi pendapatan yang kecil cenderung memiliki permintaan yang inelastis, sedangkan barang yang membutuhkan proporsi pendapatan yang besar cenderung memiliki permintaan yang elastis.
- Jangka waktu: Elastisitas permintaan cenderung lebih elastis dalam jangka panjang daripada jangka pendek.
- Sifat barang: Barang kebutuhan pokok cenderung memiliki permintaan yang inelastis, sedangkan barang mewah cenderung memiliki permintaan yang elastis.
Ilustrasi Grafik Kurva Permintaan
Kurva permintaan elastis memiliki kemiringan yang lebih landai dibandingkan kurva permintaan inelastis. Pada kurva permintaan elastis, perubahan harga yang kecil akan menyebabkan perubahan kuantitas yang diminta yang signifikan. Sebaliknya, pada kurva permintaan inelastis, perubahan harga yang signifikan hanya menyebabkan perubahan kuantitas yang diminta yang relatif kecil. Perbedaan kemiringan ini mencerminkan perbedaan tingkat sensitivitas permintaan terhadap perubahan harga.
Bayangkan kurva permintaan elastis sebagai garis yang cenderung mendatar, menunjukkan perubahan kuantitas yang signifikan terhadap perubahan harga yang kecil. Sebaliknya, kurva permintaan inelastis akan terlihat lebih tegak, menunjukan perubahan kuantitas yang kecil meskipun terjadi perubahan harga yang besar.
Rumus dan Perhitungan Elastisitas Permintaan: Contoh Soal Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan merupakan konsep penting dalam ekonomi yang mengukur bagaimana perubahan harga suatu barang memengaruhi jumlah barang yang diminta. Memahami perhitungan elastisitas permintaan, baik dengan metode titik maupun busur, sangat krusial untuk menganalisis pasar dan membuat keputusan bisnis yang tepat. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai rumus dan contoh perhitungannya.
Rumus Elastisitas Permintaan Titik dan Busur
Terdapat dua metode utama untuk menghitung elastisitas permintaan: metode titik dan metode busur. Metode titik digunakan untuk menghitung elastisitas pada satu titik tertentu pada kurva permintaan, sementara metode busur digunakan untuk menghitung elastisitas sepanjang suatu segmen kurva permintaan.
- Elastisitas Permintaan Titik: Rumusnya adalah:
Ed = [(ΔQ/Q) / (ΔP/P)] = [(ΔQ/ΔP)
– (P/Q)]dimana: Ed = Elastisitas Permintaan, ΔQ = Perubahan Kuantitas yang Diminta, Q = Kuantitas Awal yang Diminta, ΔP = Perubahan Harga, P = Harga Awal.
- Elastisitas Permintaan Busur: Rumusnya adalah:
Ed = [(Q2 – Q1) / ((Q2 + Q1)/2)] / [(P2 – P1) / ((P2 + P1)/2)]
dimana: Q1 dan P1 adalah kuantitas dan harga awal, sedangkan Q2 dan P2 adalah kuantitas dan harga akhir.
Contoh Perhitungan Elastisitas Permintaan Titik
Misalnya, harga per kilogram apel awalnya Rp 10.000 dan jumlah yang diminta adalah 100 kg. Setelah harga naik menjadi Rp 12.000, jumlah yang diminta turun menjadi 80 kg. Mari kita hitung elastisitas permintaan titiknya.
- ΔQ = 80 – 100 = -20 kg
- Q = 100 kg
- ΔP = 12.000 – 10.000 = 2.000
- P = 10.000
- Ed = [(-20/100) / (2000/10000)] = -1
Hasil perhitungan menunjukkan elastisitas permintaan titik sebesar -1. Ini berarti permintaan apel bersifat elastis uniter, artinya perubahan harga akan menyebabkan perubahan persentase yang sama pada kuantitas yang diminta.
Contoh Perhitungan Elastisitas Permintaan Busur
Menggunakan data yang sama seperti contoh di atas, mari kita hitung elastisitas permintaan busur.
- Q1 = 100 kg
- P1 = Rp 10.000
- Q2 = 80 kg
- P2 = Rp 12.000
- Ed = [(80 – 100) / ((80 + 100)/2)] / [(12000 – 10000) / ((12000 + 10000)/2)] = -1.05
Hasil perhitungan menunjukkan elastisitas permintaan busur sebesar -1.05. Perbedaan nilai dengan metode titik disebabkan oleh cara perhitungan yang berbeda. Metode busur mempertimbangkan perubahan kuantitas dan harga secara rata-rata sepanjang interval perubahan tersebut.
Perbedaan Hasil Perhitungan Elastisitas Permintaan Titik dan Busur
Seperti terlihat pada contoh di atas, hasil perhitungan elastisitas permintaan titik dan busur bisa berbeda, meskipun menggunakan data yang sama. Perbedaan ini muncul karena metode titik hanya mempertimbangkan satu titik pada kurva permintaan, sementara metode busur mempertimbangkan seluruh segmen kurva di antara dua titik. Metode busur umumnya dianggap lebih akurat, terutama ketika perubahan harga dan kuantitas yang diminta cukup besar.
Langkah-langkah Sistematis Perhitungan Elastisitas Permintaan
Untuk menghitung elastisitas permintaan, baik dengan metode titik maupun busur, langkah-langkah sistematis berikut ini dapat diikuti:
- Tentukan harga dan kuantitas awal (P1 dan Q1) dan harga dan kuantitas akhir (P2 dan Q2).
- Pilih metode yang akan digunakan (titik atau busur).
- Masukkan data ke dalam rumus yang sesuai.
- Hitung nilai elastisitas permintaan (Ed).
- Interpretasikan hasil: Ed > 1 (elastis), Ed = 1 (elastis uniter), 0 < Ed < 1 (inelastis), Ed = 0 (inelastis sempurna), Ed = ∞ (elastis sempurna).
Jenis-jenis Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan merupakan konsep penting dalam ekonomi yang mengukur bagaimana perubahan faktor tertentu memengaruhi kuantitas barang atau jasa yang diminta konsumen. Pemahaman mengenai elastisitas permintaan sangat krusial bagi pengambilan keputusan bisnis, mulai dari penentuan harga hingga strategi pemasaran. Terdapat beberapa jenis elastisitas permintaan yang perlu dipahami, masing-masing dengan karakteristik dan implikasi yang berbeda.
Elastisitas Permintaan Harga
Elastisitas permintaan harga mengukur seberapa responsif perubahan kuantitas barang yang diminta terhadap perubahan harga barang tersebut. Rumusnya adalah persentase perubahan kuantitas diminta dibagi persentase perubahan harga. Nilai elastisitas permintaan harga dapat bersifat elastis (lebih dari 1), inelastis (kurang dari 1), atau unit elastis (sama dengan 1).
Contoh Soal: Misalkan harga bensin naik 10% dan mengakibatkan permintaan bensin turun 5%. Maka elastisitas permintaan harga bensin adalah -5%/10% = -0.5. Ini menunjukkan bahwa permintaan bensin inelastis terhadap perubahan harga.
Elastisitas Permintaan Silang
Elastisitas permintaan silang mengukur seberapa responsif perubahan kuantitas barang A yang diminta terhadap perubahan harga barang B. Barang A dan B dapat berupa barang substitusi (dapat saling menggantikan) atau barang komplementer (digunakan bersama-sama).
Contoh Soal: Jika harga kopi naik 20% dan mengakibatkan permintaan teh meningkat 15%, maka elastisitas permintaan silang teh terhadap kopi adalah 15%/20% = 0.75. Nilai positif menunjukkan bahwa teh dan kopi merupakan barang substitusi.
Pengaruh perubahan harga barang substitusi terhadap elastisitas permintaan silang bersifat positif. Jika harga barang substitusi naik, permintaan barang yang bersangkutan akan meningkat, dan sebaliknya. Semakin tinggi nilai elastisitas permintaan silang, semakin besar pengaruh perubahan harga barang substitusi terhadap permintaan barang tersebut.
Elastisitas Permintaan Pendapatan
Elastisitas permintaan pendapatan mengukur seberapa responsif perubahan kuantitas barang yang diminta terhadap perubahan pendapatan konsumen. Barang dapat diklasifikasikan menjadi barang normal (permintaan meningkat seiring kenaikan pendapatan) atau barang inferior (permintaan menurun seiring kenaikan pendapatan).
Contoh Soal: Jika pendapatan konsumen naik 10% dan mengakibatkan permintaan mobil meningkat 12%, maka elastisitas permintaan pendapatan mobil adalah 12%/10% = 1.2. Ini menunjukkan bahwa mobil merupakan barang normal.
Tabel Perbandingan Jenis Elastisitas Permintaan
Jenis Elastisitas | Faktor yang Diukur | Interpretasi Nilai | Implikasi Bisnis |
---|---|---|---|
Elastisitas Permintaan Harga | Perubahan harga terhadap kuantitas diminta | Elastis (>1), Inelastis (<1), Unit Elastis (=1) | Pengaruh perubahan harga terhadap pendapatan |
Elastisitas Permintaan Silang | Perubahan harga barang lain terhadap kuantitas diminta | Positif (substitusi), Negatif (komplementer) | Strategi persaingan dan penentuan harga |
Elastisitas Permintaan Pendapatan | Perubahan pendapatan terhadap kuantitas diminta | Positif (barang normal), Negatif (barang inferior) | Perencanaan produksi dan strategi pemasaran |
Implikasi terhadap Pengambilan Keputusan Bisnis
Pemahaman mengenai ketiga jenis elastisitas permintaan ini sangat penting bagi pengambilan keputusan bisnis. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan informasi elastisitas permintaan harga untuk menentukan harga optimal yang memaksimalkan pendapatan. Elastisitas permintaan silang membantu perusahaan memahami persaingan dan strategi pemasaran yang tepat. Sedangkan elastisitas permintaan pendapatan membantu perusahaan memprediksi permintaan di masa depan berdasarkan tren pendapatan konsumen.
Penerapan Elastisitas Permintaan dalam Pengambilan Keputusan Bisnis
Pemahaman elastisitas permintaan merupakan kunci bagi perusahaan dalam menentukan strategi harga dan pemasaran yang efektif. Dengan mengetahui seberapa sensitif permintaan terhadap perubahan harga, perusahaan dapat mengoptimalkan pendapatan dan pangsa pasar. Artikel ini akan membahas penerapan elastisitas permintaan dalam pengambilan keputusan bisnis, mulai dari penentuan harga jual hingga strategi pemasaran yang lebih luas.
Pengaruh Elastisitas Permintaan terhadap Penentuan Harga Jual, Contoh soal elastisitas permintaan
Elastisitas permintaan yang tinggi (permintaan elastis) menunjukkan bahwa perubahan kecil pada harga akan menyebabkan perubahan signifikan pada jumlah barang yang diminta. Sebaliknya, elastisitas permintaan yang rendah (permintaan inelastis) berarti perubahan harga hanya sedikit mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Perusahaan dengan produk yang memiliki permintaan elastis perlu berhati-hati dalam menaikkan harga, karena dapat menyebabkan penurunan penjualan yang drastis. Sebaliknya, perusahaan dengan produk yang memiliki permintaan inelastis memiliki ruang gerak yang lebih besar dalam menaikkan harga tanpa terlalu mengkhawatirkan penurunan permintaan yang signifikan.
Misalnya, barang kebutuhan pokok seperti beras cenderung memiliki permintaan inelastis, sedangkan barang mewah seperti mobil cenderung memiliki permintaan elastis.
Pemanfaatan Informasi Elastisitas Permintaan untuk Meningkatkan Pendapatan
Informasi elastisitas permintaan dapat digunakan untuk mengoptimalkan pendapatan. Perusahaan dapat menggunakan analisis elastisitas untuk menentukan harga yang tepat yang memaksimalkan pendapatan total. Jika permintaan elastis, strategi penurunan harga kecil dapat meningkatkan jumlah barang yang terjual dan meningkatkan pendapatan total. Sebaliknya, jika permintaan inelastis, menaikkan harga sedikit dapat meningkatkan pendapatan total, meskipun jumlah barang yang terjual menurun.
Studi Kasus Penerapan Elastisitas Permintaan dalam Strategi Pemasaran
Sebagai contoh, sebuah perusahaan minuman ringan mungkin melakukan riset pasar untuk mengukur elastisitas permintaan terhadap produk mereka. Jika ditemukan bahwa permintaan terhadap minuman ringan tersebut elastis, perusahaan dapat menerapkan strategi promosi seperti diskon atau paket hemat untuk meningkatkan penjualan. Sebaliknya, jika permintaan inelastis, perusahaan dapat fokus pada strategi peningkatan kualitas produk atau branding untuk mempertahankan harga jual yang tinggi.
Strategi Penetapan Harga Berdasarkan Tingkat Elastisitas Permintaan
Strategi penetapan harga sangat bergantung pada tingkat elastisitas permintaan. Berikut beberapa contohnya:
- Produk dengan Permintaan Elastis: Strategi penetapan harga kompetitif, strategi diskon, dan promosi penjualan sering digunakan untuk menarik konsumen.
- Produk dengan Permintaan Inelastis: Strategi penetapan harga premium, penekanan pada kualitas dan keunikan produk, serta strategi diferensiasi produk sering diterapkan.
- Produk dengan Permintaan Elastis-Harga: Strategi penetapan harga yang disesuaikan dengan segmen pasar tertentu, misalnya harga yang berbeda untuk pelanggan loyal dan pelanggan baru.
Poin-Poin Penting dalam Menerapkan Konsep Elastisitas Permintaan
Penerapan konsep elastisitas permintaan memerlukan pertimbangan yang matang. Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Akurasi data: Data yang digunakan untuk menghitung elastisitas permintaan harus akurat dan relevan.
- Faktor eksternal: Faktor eksternal seperti perubahan pendapatan konsumen, tren pasar, dan persaingan perlu dipertimbangkan.
- Segmentasi pasar: Elastisitas permintaan dapat bervariasi antar segmen pasar. Perusahaan perlu menganalisis elastisitas permintaan untuk setiap segmen pasar secara terpisah.
- Penggunaan model yang tepat: Memilih model peramalan dan analisis elastisitas yang tepat sesuai dengan karakteristik produk dan pasar.
- Monitoring dan evaluasi: Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi efektivitas strategi penetapan harga berdasarkan data elastisitas permintaan yang aktual.
Contoh Soal dan Pembahasan Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan merupakan konsep penting dalam ekonomi yang mengukur seberapa responsif perubahan kuantitas barang yang diminta terhadap perubahan harga barang tersebut. Memahami elastisitas permintaan sangat krusial bagi perusahaan dalam menentukan strategi penetapan harga dan memprediksi dampak perubahan harga terhadap pendapatan. Berikut beberapa contoh soal dan pembahasannya untuk memperjelas pemahaman kita.
Perhitungan Elastisitas Permintaan dengan Metode Persentase
Metode persentase merupakan cara umum dalam menghitung elastisitas permintaan. Metode ini memperhitungkan perubahan persentase kuantitas yang diminta dan perubahan persentase harga. Rumusnya adalah: Ed = (%ΔQ)/(%ΔP). Nilai Ed yang dihasilkan akan menunjukkan tingkat elastisitas permintaan (inelastis, elastis, atau elastis uniter).
- Soal 1 (Mudah): Harga permen A awalnya Rp 1.000/bungkus, kemudian naik menjadi Rp 1.200/bungkus. Akibatnya, permintaan turun dari 100 bungkus menjadi 80 bungkus. Hitung elastisitas permintaan permen A.
- Soal 2 (Sedang): Harga tiket konser awalnya Rp 500.000, kemudian turun menjadi Rp 400.000. Permintaan tiket meningkat dari 500 tiket menjadi 750 tiket. Hitung elastisitas permintaan tiket konser tersebut.
- Soal 3 (Sulit): Sebuah toko pakaian mengalami penurunan penjualan kemeja sebesar 15% setelah menaikkan harga sebesar 10%. Hitung elastisitas permintaan kemeja tersebut dan jelaskan jenis elastisitasnya.
Pembahasan Soal Elastisitas Permintaan
Berikut pembahasan untuk masing-masing soal di atas:
- Pembahasan Soal 1: %ΔQ = [(80-100)/100] x 100% = -20%; %ΔP = [(1200-1000)/1000] x 100% = 20%. Ed = -20%/20% = -1. Permintaan permen A elastis uniter.
- Pembahasan Soal 2: %ΔQ = [(750-500)/500] x 100% = 50%; %ΔP = [(400000-500000)/500000] x 100% = -20%. Ed = 50% / -20% = -2.5. Permintaan tiket konser elastis.
- Pembahasan Soal 3: %ΔQ = -15%; %ΔP = 10%. Ed = -15%/10% = -1.5. Permintaan kemeja elastis.
Elastisitas permintaan permen A adalah -1, menunjukkan elastisitas uniter. Artinya, perubahan harga sebesar 20% menyebabkan perubahan kuantitas yang diminta sebesar 20% juga.
Elastisitas permintaan tiket konser adalah -2.5, menunjukkan permintaan elastis. Penurunan harga 20% menyebabkan peningkatan permintaan lebih dari 20%.
Elastisitas permintaan kemeja adalah -1.5, yang menunjukkan permintaan elastis. Kenaikan harga 10% menyebabkan penurunan permintaan lebih dari 10%.
Elastisitas Permintaan Silang dan Pendapatan
Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan harga suatu barang memengaruhi permintaan barang lain, sedangkan elastisitas pendapatan mengukur bagaimana perubahan pendapatan memengaruhi permintaan suatu barang.
- Soal 4: Ketika harga kopi naik 10%, permintaan teh meningkat 5%. Hitung elastisitas permintaan silang antara kopi dan teh, dan jelaskan hubungan kedua barang tersebut.
Pembahasan Soal Elastisitas Permintaan Silang dan Pendapatan
- Pembahasan Soal 4: %ΔQ (teh) = 5%; %ΔP (kopi) = 10%. E ks = 5%/10% = 0.5. Elastisitas permintaan silang positif menunjukkan bahwa kopi dan teh merupakan barang substitusi (pengganti).
Elastisitas permintaan silang antara kopi dan teh adalah 0.5, menunjukkan hubungan substitusi. Kenaikan harga kopi menyebabkan peningkatan permintaan teh.
Penggabungan Konsep Elastisitas Permintaan
Beberapa kasus nyata melibatkan penggabungan beberapa konsep elastisitas permintaan. Berikut contohnya:
- Soal 5: Sebuah restoran cepat saji menaikkan harga hamburger sebesar 20%, tetapi permintaan tetap sama. Namun, permintaan kentang goreng menurun 10%. Jelaskan jenis elastisitas permintaan hamburger dan kentang goreng, serta hubungan antara kedua barang tersebut. Bagaimana hal ini memengaruhi pendapatan restoran?
Pembahasan Soal Gabungan Konsep Elastisitas Permintaan
- Pembahasan Soal 5: Elastisitas permintaan hamburger inelastis (karena kenaikan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan). Elastisitas permintaan kentang goreng negatif, menunjukkan hubungan komplementer (pelengkap) dengan hamburger. Kenaikan harga hamburger menyebabkan penurunan permintaan kentang goreng. Meskipun pendapatan dari hamburger meningkat karena kenaikan harga, penurunan permintaan kentang goreng dapat mengurangi pendapatan keseluruhan. Analisis yang lebih mendalam diperlukan untuk menentukan dampak keseluruhan terhadap pendapatan restoran.
Hamburger memiliki elastisitas permintaan inelastis, sedangkan kentang goreng memiliki elastisitas permintaan negatif (komplementer terhadap hamburger). Dampak terhadap pendapatan restoran bergantung pada besarnya perubahan pendapatan dari hamburger dan penurunan pendapatan dari kentang goreng.
Akhir Kata
Setelah mempelajari berbagai contoh soal dan pembahasan elastisitas permintaan, diharapkan Anda mampu mengaplikasikan konsep ini dalam berbagai situasi. Memahami elastisitas permintaan tidak hanya penting bagi mahasiswa ekonomi, tetapi juga bagi para pelaku bisnis dalam menentukan strategi harga, pemasaran, dan pengambilan keputusan lainnya. Dengan pemahaman yang kuat, Anda dapat membuat prediksi yang lebih akurat dan mengambil keputusan yang lebih tepat dalam menghadapi dinamika pasar.