Analisis hukum adalah proses sistematis untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan hukum. Memahami analisis hukum ibarat memiliki peta untuk menavigasi dunia hukum yang kompleks. Dengan mempelajari berbagai metode dan tahapannya, kita dapat menguraikan kasus hukum yang rumit, mengidentifikasi isu-isu kunci, dan menemukan solusi yang tepat berdasarkan aturan hukum yang berlaku.
Materi ini akan membahas definisi analisis hukum secara komprehensif, menjelaskan tahapan dan metode yang digunakan, serta mengkaji sumber hukum relevan di Indonesia. Lebih lanjut, akan diuraikan bagaimana analisis hukum diterapkan dalam praktik, termasuk tantangan dan kendala yang mungkin dihadapi.
Definisi Analisis Hukum
Analisis hukum merupakan proses berpikir kritis dan sistematis untuk memahami, menafsirkan, dan menerapkan hukum terhadap suatu permasalahan hukum tertentu. Proses ini melibatkan penguraian berbagai elemen hukum yang relevan, seperti fakta kasus, norma hukum, preseden, dan doktrin hukum, untuk kemudian sampai pada kesimpulan hukum yang logis dan terargumentasi dengan baik. Analisis hukum bukan sekadar membaca dan memahami aturan hukum, melainkan juga memahami konteks, implikasi, dan penerapannya dalam realitas.
Analisis hukum bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang suatu permasalahan hukum, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan hukum yang tepat dan adil. Proses ini penting baik bagi praktisi hukum, akademisi, maupun masyarakat umum yang ingin memahami implikasi hukum dari suatu tindakan atau peristiwa.
Contoh Kasus Sederhana yang Membutuhkan Analisis Hukum
Misalnya, kasus sederhana tentang seorang pengendara sepeda motor yang melanggar rambu lalu lintas. Kasus ini tampak sederhana, namun analisis hukum diperlukan untuk menentukan apakah pelanggaran tersebut terbukti, tingkat kesalahannya, dan sanksi yang tepat. Analisis akan mencakup peraturan lalu lintas yang dilanggar, bukti-bukti yang mendukung pelanggaran, dan potensi pembelaan dari pengendara tersebut. Analisis juga akan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kondisi jalan, kecepatan kendaraan, dan adanya faktor-faktor yang meringankan.
Elemen-Elemen Penting dalam Proses Analisis Hukum
Proses analisis hukum melibatkan beberapa elemen penting, antara lain: identifikasi fakta-fakta yang relevan, penentuan norma hukum yang berlaku, interpretasi norma hukum tersebut, pengajuan argumen hukum, dan penarikan kesimpulan hukum. Selain itu, pemahaman terhadap preseden hukum (putusan pengadilan sebelumnya yang relevan) dan doktrin hukum juga sangat krusial. Proses ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang sistem hukum yang berlaku dan kemampuan untuk berpikir kritis dan analitis.
Perbedaan Antara Interpretasi Hukum dan Analisis Hukum
Interpretasi hukum merupakan bagian dari analisis hukum, namun keduanya tidak sama. Interpretasi hukum fokus pada pemahaman arti dan makna dari suatu norma hukum, sedangkan analisis hukum mencakup interpretasi tersebut, tetapi juga mempertimbangkan berbagai faktor lain seperti fakta kasus, preseden, dan doktrin hukum untuk sampai pada kesimpulan hukum yang komprehensif. Interpretasi hukum merupakan langkah awal dalam analisis hukum, yang kemudian dikembangkan lebih lanjut dengan mempertimbangkan berbagai aspek hukum lainnya.
Sebagai analogi, interpretasi hukum seperti membaca resep masakan, sementara analisis hukum adalah memasak berdasarkan resep tersebut dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti kualitas bahan, alat masak, dan teknik memasak.
Perbandingan Pendekatan Deduktif dan Induktif dalam Analisis Hukum, Analisis hukum adalah
Kedua pendekatan ini menawarkan cara yang berbeda dalam menganalisis hukum. Pilihan pendekatan bergantung pada konteks kasus dan informasi yang tersedia.
Metode | Definisi | Kelebihan | Kekurangan |
---|---|---|---|
Deduktif | Bermula dari prinsip hukum umum yang telah mapan dan diterapkan pada kasus spesifik. | Logis, sistematis, dan mudah dipahami. Kesimpulannya pasti jika premisnya benar. | Kurang fleksibel dalam menghadapi kasus yang kompleks atau tidak sesuai dengan prinsip umum yang ada. |
Induktif | Bermula dari sejumlah kasus spesifik untuk kemudian dirumuskan prinsip hukum umum. | Lebih fleksibel dan mampu menangani kasus yang kompleks atau unik. | Kesimpulannya bersifat probabilistik, bukan pasti. Membutuhkan sejumlah besar kasus untuk membangun prinsip umum yang kuat. |
Tahapan Analisis Hukum: Analisis Hukum Adalah
Analisis hukum merupakan proses sistematis untuk memahami dan menerapkan hukum pada suatu kasus. Memahami tahapan analisis hukum sangat penting untuk mencapai kesimpulan hukum yang akurat dan terstruktur. Proses ini melibatkan beberapa langkah kunci yang saling berkaitan, dari identifikasi isu hingga formulasi kesimpulan hukum.
Langkah-langkah ini, meskipun terlihat linear, seringkali membutuhkan iterasi dan penyesuaian berdasarkan perkembangan fakta dan argumentasi yang muncul selama proses analisis.
Langkah-Langkah Sistematis Analisis Hukum
Proses analisis hukum dapat dibagi menjadi beberapa langkah sistematis. Berikut ini uraian langkah-langkah tersebut beserta contoh penerapannya.
- Identifikasi Fakta Kasus: Tahap awal ini berfokus pada pengumpulan dan pengorganisasian semua fakta yang relevan dengan kasus. Ini meliputi detail peristiwa, tanggal, waktu, lokasi, pihak-pihak yang terlibat, dan bukti-bukti yang tersedia. Contoh: Dalam kasus kecelakaan lalu lintas, fakta-fakta yang perlu dikumpulkan meliputi kecepatan kendaraan, kondisi jalan, kesaksian saksi, dan laporan polisi.
- Identifikasi Isu Hukum: Setelah fakta teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi isu-isu hukum yang relevan. Isu hukum merupakan pertanyaan hukum yang perlu dijawab untuk menyelesaikan kasus. Contoh: Dalam kasus kecelakaan lalu lintas tersebut, isu hukum yang mungkin muncul adalah apakah pengemudi lalai, apakah ada pelanggaran peraturan lalu lintas, dan siapa yang bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi.
- Rumusan Pertanyaan Hukum: Merumuskan pertanyaan hukum yang tepat sangat krusial. Pertanyaan harus spesifik, jelas, dan terarah pada isu hukum yang telah diidentifikasi. Contoh: “Apakah kelalaian pengemudi A menyebabkan kecelakaan tersebut sehingga ia bertanggung jawab atas kerugian yang diderita korban B?”
- Penelusuran dan Analisis Preseden dan Regulasi: Tahap ini melibatkan pencarian dan analisis putusan pengadilan sebelumnya (preseden) dan peraturan perundang-undangan yang relevan dengan isu hukum yang telah dirumuskan. Contoh: Mencari putusan pengadilan terkait kasus kecelakaan lalu lintas dengan fakta dan isu hukum yang serupa untuk dijadikan acuan dalam analisis.
- Penerapan Hukum pada Fakta Kasus: Setelah menganalisis preseden dan regulasi, hukum yang relevan diterapkan pada fakta-fakta yang telah diidentifikasi. Ini melibatkan pencocokan antara fakta kasus dengan ketentuan hukum yang berlaku. Contoh: Membandingkan fakta kecelakaan dengan unsur-unsur kelalaian dalam hukum perdata untuk menentukan apakah unsur-unsur tersebut terpenuhi.
- Kesimpulan Hukum: Tahap terakhir ini merupakan kesimpulan dari analisis hukum yang telah dilakukan. Kesimpulan hukum harus menjawab pertanyaan hukum yang telah dirumuskan berdasarkan fakta, preseden, dan regulasi yang relevan. Contoh: “Berdasarkan fakta dan hukum yang berlaku, pengemudi A dinyatakan lalai dan bertanggung jawab atas kerugian yang diderita korban B.”
Diagram Alur Tahapan Analisis Hukum
Diagram alur berikut menggambarkan tahapan analisis hukum secara visual:
[Diagram Alur: Mulai -> Identifikasi Fakta -> Identifikasi Isu Hukum -> Rumusan Pertanyaan Hukum -> Penelusuran Preseden dan Regulasi -> Penerapan Hukum pada Fakta -> Kesimpulan Hukum -> Selesai]
Diagram alur di atas menunjukkan urutan langkah-langkah yang sistematis. Namun, perlu diingat bahwa dalam praktiknya, proses analisis hukum seringkali bersifat iteratif dan tidak selalu linear. Kemungkinan diperlukan untuk kembali ke langkah sebelumnya jika ditemukan informasi atau argumentasi baru yang relevan.
Contoh Penerapan Tahapan Analisis Hukum dalam Studi Kasus
Misalnya, dalam kasus sengketa tanah, tahapan analisis hukum akan meliputi identifikasi bukti kepemilikan tanah (sertifikat, saksi, dll.), identifikasi isu hukum (misalnya, hak milik, batas tanah), perumusan pertanyaan hukum (misalnya, “Apakah A memiliki hak milik atas tanah tersebut?”), penelusuran peraturan pertanahan dan putusan pengadilan terkait, penerapan hukum pada fakta-fakta yang ditemukan, dan akhirnya kesimpulan hukum mengenai kepemilikan tanah tersebut.
Metode Analisis Hukum
Analisis hukum merupakan proses kritis dalam memahami dan menerapkan hukum. Memahami berbagai metode analisis hukum sangat penting bagi praktisi hukum, akademisi, dan siapapun yang berurusan dengan hukum. Pemahaman ini memungkinkan interpretasi hukum yang lebih akurat dan efektif dalam memecahkan masalah hukum.
Berbagai metode analisis hukum menawarkan pendekatan yang berbeda dalam menafsirkan dan menerapkan aturan hukum. Pemilihan metode yang tepat bergantung pada konteks kasus dan tujuan analisis. Berikut ini beberapa metode analisis hukum yang umum digunakan, beserta penjelasan, perbandingan, dan contoh penerapannya.
Metode Analisis Hukum: Deskripsi dan Perbandingan
Beberapa metode analisis hukum yang sering digunakan antara lain metode gramatikal, historis, sistematis, komparatif, teleologis, dan sosiologis. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan.
- Metode Gramatikal: Metode ini berfokus pada penafsiran teks hukum secara literal, berdasarkan makna harfiah kata dan kalimat. Contohnya, dalam menafsirkan pasal yang mengatur tentang “kendaraan bermotor”, metode gramatikal akan melihat definisi “kendaraan” dan “bermotor” secara harfiah.
- Metode Historis: Metode ini menelusuri sejarah pembentukan suatu aturan hukum, termasuk latar belakang, tujuan, dan perkembangannya. Contohnya, dalam menafsirkan pasal warisan, metode historis akan melihat sejarah hukum waris di Indonesia dan pengaruhnya terhadap pasal tersebut.
- Metode Sistematis: Metode ini menafsirkan suatu aturan hukum dengan mempertimbangkan hubungannya dengan aturan hukum lain dalam sistem hukum secara keseluruhan. Contohnya, dalam menafsirkan pasal tentang hak asasi manusia, metode sistematis akan mempertimbangkan pasal-pasal lain yang berkaitan dengan HAM dalam konstitusi dan peraturan perundang-undangan lainnya.
- Metode Komparatif: Metode ini membandingkan aturan hukum di berbagai yurisdiksi untuk memahami prinsip-prinsip hukum yang universal dan perbedaannya. Contohnya, membandingkan pengaturan tentang hak cipta di Indonesia dengan di Amerika Serikat.
- Metode Teleologis: Metode ini berfokus pada tujuan dan maksud di balik pembentukan suatu aturan hukum. Contohnya, dalam menafsirkan pasal tentang perlindungan konsumen, metode teleologis akan melihat tujuan utama pasal tersebut yaitu melindungi konsumen dari praktik bisnis yang merugikan.
- Metode Sosiologis: Metode ini mempertimbangkan konteks sosial dan budaya dalam menafsirkan dan menerapkan aturan hukum. Contohnya, dalam menafsirkan pasal tentang perkawinan, metode sosiologis akan mempertimbangkan nilai-nilai sosial dan budaya yang berlaku di masyarakat.
Contoh Penerapan Metode Analisis Hukum
Sebagai ilustrasi, mari kita tinjau studi kasus tentang sengketa kepemilikan tanah. Berbagai metode analisis hukum dapat diterapkan untuk menyelesaikan sengketa ini:
- Metode Gramatikal: Akan memeriksa secara rinci akta kepemilikan tanah untuk memastikan kesesuaiannya dengan aturan hukum yang berlaku.
- Metode Historis: Akan menelusuri sejarah kepemilikan tanah tersebut, termasuk riwayat transaksi jual beli dan bukti-bukti kepemilikan yang ada.
- Metode Sistematis: Akan menganalisis peraturan pertanahan yang relevan, termasuk peraturan tentang pendaftaran tanah dan sengketa kepemilikan tanah.
- Metode Komparatif: Akan membandingkan cara penyelesaian sengketa kepemilikan tanah di yurisdiksi lain yang memiliki sistem hukum yang serupa.
- Metode Teleologis: Akan berfokus pada tujuan hukum pertanahan, yaitu untuk memberikan kepastian hukum atas kepemilikan tanah.
- Metode Sosiologis: Akan mempertimbangkan konteks sosial dan budaya di mana sengketa tanah tersebut terjadi, termasuk adat istiadat setempat yang mungkin relevan.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Analisis Hukum
Metode gramatikal mudah diterapkan, namun bisa kaku dan mengabaikan konteks. Metode historis memberikan konteks yang kaya, namun bisa rumit dan memakan waktu. Metode sistematis memastikan konsistensi hukum, namun bisa kompleks dan membutuhkan pemahaman yang mendalam terhadap sistem hukum. Metode komparatif memperkaya perspektif, namun membutuhkan pengetahuan hukum di berbagai yurisdiksi. Metode teleologis fokus pada tujuan hukum, namun bisa subjektif dan bergantung pada interpretasi. Metode sosiologis mempertimbangkan konteks sosial, namun bisa dipengaruhi oleh bias dan pandangan subjektif.
Sumber Hukum yang Relevan
Analisis hukum yang komprehensif membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang berbagai sumber hukum yang berlaku. Identifikasi dan interpretasi yang tepat atas sumber-sumber ini merupakan kunci keberhasilan dalam menghasilkan analisis yang akurat dan berbobot. Pemahaman ini mencakup bagaimana mengakses, menginterpretasi, dan mengutip sumber-sumber tersebut dengan benar, sesuai kaidah penulisan ilmiah hukum.
Berikut ini akan diuraikan jenis-jenis sumber hukum relevan di Indonesia, cara mengakses dan menginterpretasi, serta contoh kutipan yang benar. Penjelasan ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis dalam melakukan penelitian hukum.
Jenis-jenis Sumber Hukum di Indonesia
Sistem hukum Indonesia menganut sistem hukum campuran ( mixed legal system), yang berarti mengadopsi unsur-unsur dari berbagai sistem hukum, baik hukum adat, hukum agama, maupun hukum tertulis. Sumber hukum utama di Indonesia dapat dikategorikan sebagai berikut:
- Undang-Undang (UU): Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Presiden.
- Peraturan Pemerintah (PP): Peraturan yang dibuat oleh Presiden untuk menjalankan UU.
- Peraturan Presiden (Perpres): Peraturan yang dibuat oleh Presiden dalam bidang tertentu.
- Peraturan Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian: Peraturan yang dibuat oleh menteri atau kepala lembaga pemerintah non kementerian dalam lingkup kewenangannya.
- Putusan Pengadilan: Putusan pengadilan, terutama Mahkamah Konstitusi (MK) dan Mahkamah Agung (MA), memiliki kekuatan hukum dan dapat dijadikan rujukan dalam analisis hukum. Putusan MK misalnya, dapat digunakan untuk menguji konstitusionalitas suatu undang-undang.
- Traktat/Perjanjian Internasional: Perjanjian yang telah diratifikasi oleh Indonesia dan telah menjadi bagian dari hukum nasional.
- Hukum Adat: Hukum tidak tertulis yang berlaku di masyarakat tertentu, sepanjang tidak bertentangan dengan hukum positif.
- Doktrin/Yurisprudensi: Pendapat para ahli hukum dan putusan-putusan pengadilan yang telah menjadi pedoman dalam penerapan hukum.
Mengakses dan Menginterpretasi Sumber Hukum
Akses terhadap sumber hukum di Indonesia semakin mudah dengan adanya kemajuan teknologi. Peraturan perundang-undangan dapat diakses melalui situs resmi seperti JDIH (Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum) Nasional. Untuk putusan pengadilan, dapat diakses melalui situs resmi MA dan MK. Interpretasi sumber hukum membutuhkan pemahaman konteks historis, filosofis, dan sosiologis dari peraturan tersebut. Hal ini memerlukan analisis yang cermat terhadap setiap pasal dan klausul, serta mempertimbangkan yurisprudensi yang relevan.
Contoh Kutipan Sumber Hukum yang Benar
Kutipan sumber hukum harus dilakukan secara akurat dan konsisten. Berikut contoh kutipan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Ketahanan Nasional:
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Ketahanan Nasional, Pasal 1 ayat (1) menyatakan, “Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.”
Relevansi kutipan ini adalah untuk mendefinisikan secara tepat apa yang dimaksud dengan Ketahanan Nasional dalam konteks hukum Indonesia.
Daftar Sumber Hukum yang Umum Digunakan
Berikut daftar sumber hukum umum yang digunakan dalam analisis hukum di Indonesia:
- Konstitusi Negara Republik Indonesia Tahun 1945
- Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer)
- Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
- Undang-Undang Dasar 1945
- Kompilasi Hukum Islam (KHI)
- Putusan Mahkamah Agung
- Putusan Mahkamah Konstitusi
Penerapan Analisis Hukum dalam Praktik
Analisis hukum merupakan proses berpikir kritis dan sistematis yang diterapkan untuk memahami, menafsirkan, dan menerapkan hukum dalam konteks kasus spesifik. Proses ini penting dalam berbagai aspek kehidupan hukum, mulai dari penyelesaian sengketa perdata hingga pengambilan keputusan dalam kasus pidana. Penerapannya yang efektif menuntut pemahaman mendalam terhadap kaidah hukum, doktrin, dan yurisprudensi yang relevan.
Penerapan analisis hukum dalam praktik hukum melibatkan berbagai tahapan, dari identifikasi masalah hukum hingga penyusunan argumen hukum yang kuat dan persuasif. Proses ini memerlukan ketelitian, logika, dan kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta kasus dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku.
Contoh Kasus Nyata Penerapan Analisis Hukum
Kasus sengketa tanah antara PT. Maju Jaya dan warga Desa Makmur dapat menjadi contoh penerapan analisis hukum. PT. Maju Jaya mengklaim kepemilikan atas sebidang tanah berdasarkan sertifikat hak milik yang mereka miliki. Warga Desa Makmur, di sisi lain, mengklaim tanah tersebut sebagai tanah ulayat yang telah mereka gunakan selama beberapa generasi.
Analisis hukum dalam kasus ini melibatkan pemeriksaan keabsahan sertifikat hak milik PT. Maju Jaya, penelitian hukum adat terkait tanah ulayat, dan pertimbangan bukti-bukti yang diajukan oleh kedua belah pihak. Pengadilan akan menggunakan analisis hukum untuk menentukan pihak yang berhak atas tanah tersebut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bukti-bukti yang diajukan.
Penggunaan Analisis Hukum dalam Penyelesaian Permasalahan Hukum
Analisis hukum berperan krusial dalam menyelesaikan permasalahan hukum dengan cara yang sistematis dan objektif. Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi isu-isu hukum yang relevan, kemudian menelaah peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, dan doktrin hukum yang terkait. Selanjutnya, fakta-fakta kasus dianalisis dan dihubungkan dengan kaidah hukum yang berlaku untuk menghasilkan kesimpulan hukum. Dalam contoh kasus sengketa tanah di atas, analisis hukum membantu pengadilan untuk mengidentifikasi konflik norma antara hukum positif dan hukum adat, dan menentukan mana yang lebih relevan dan berlaku dalam kasus tersebut.
Peran Analisis Hukum dalam Pengambilan Keputusan Hukum
Analisis hukum membentuk landasan bagi pengambilan keputusan hukum yang adil dan konsisten. Hakim, pengacara, dan para pembuat kebijakan hukum menggunakan analisis hukum untuk menafsirkan hukum, menentukan relevansi norma hukum terhadap fakta-fakta kasus, dan merumuskan keputusan yang sesuai dengan prinsip keadilan dan hukum yang berlaku. Dalam konteks kasus sengketa tanah, analisis hukum memungkinkan pengadilan untuk mengambil keputusan yang adil dan objektif, dengan mempertimbangkan hak-hak dan kepentingan semua pihak yang terlibat.
Tantangan dan Kendala dalam Penerapan Analisis Hukum
Penerapan analisis hukum tidak selalu mudah dan dapat menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangannya adalah kompleksitas hukum itu sendiri, dengan berbagai peraturan perundang-undangan yang saling berkaitan dan terkadang menimbulkan ambiguitas. Selain itu, terbatasnya akses terhadap informasi hukum dan sumber daya yang memadai juga dapat menjadi kendala. Interpretasi hukum yang berbeda antar individu juga dapat menimbulkan perbedaan pendapat dan kerumitan dalam proses pengambilan keputusan.
Kurangnya pelatihan dan pemahaman yang memadai mengenai metode analisis hukum juga dapat menjadi faktor penghambat.
Skenario Kasus Hipotetis dan Penerapan Analisis Hukum
Seorang mahasiswa bernama Budi meminjam uang kepada temannya, Ani, sebesar Rp. 5.000.000,- tanpa membuat perjanjian tertulis. Setelah beberapa waktu, Budi belum juga mengembalikan uang tersebut. Ani kemudian menuntut Budi ke pengadilan. Analisis hukum dalam kasus ini akan berfokus pada pembuktian adanya perjanjian pinjaman, besarnya jumlah pinjaman, dan kewajiban Budi untuk mengembalikan uang tersebut.
Bukti-bukti seperti kesaksian saksi, bukti transfer uang, atau bukti-bukti lain yang relevan akan dipertimbangkan. Pengadilan akan menerapkan pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang mengatur tentang perjanjian pinjaman dan kewajiban untuk mengembalikannya. Berdasarkan analisis hukum dan bukti yang diajukan, pengadilan akan memutuskan apakah Budi berkewajiban untuk mengembalikan uang tersebut kepada Ani dan berapa besar jumlah yang harus dibayarkan.
Penutupan
Menguasai analisis hukum bukan sekadar memahami aturan, melainkan juga kemampuan berpikir kritis dan sistematis dalam menerapkannya. Dengan memahami berbagai metode, tahapan, dan sumber hukum yang relevan, kita dapat menyelesaikan permasalahan hukum dengan lebih efektif dan tepat. Kemampuan ini sangat penting, baik bagi praktisi hukum maupun siapapun yang ingin memahami sistem hukum yang berlaku.